Yah, sejenak refreshing dari kegiatan mengajar selama sepekan. Perjalanan dimulai pukul 05. 45 WITA. Walaupun perjanjian awal berangkat pukul 5 subuh.
Ini dia Foto-fotonya...





Tahun ajaran baru telah dimulai 18 Juli lalu. Liburan telah usai. Suasana pagi kembali diramaikan oleh anak-anak dengan seragam dan perlengkapan belajar --yang biasanya juga serba baru. Namun, akan halnya Jumiatia, Basir, Lina, Indah, dan sejumlah anak-anak lainnya yang tinggal di Kelurahan Lette, Makassar, awal tahun ajaran baru tidak berarti harus berangkat ke sekolah. Mereka justru lebih memilih bermain di sebuah rumah panggung yang terletak di sisi kiri Jalan Metro Tanjung Bunga.
Wattunna Matayya Carita. Carita tentang Mariso wattu riolo sanggenna kamma kammanne. Carita passala’ passulo, paboya tude, loro, pannambungang alloang, goccang-goccang, anak sikola, jamang allo.. Wattunna katte-katte bicara, saatnya kami bicara. Wattunna katte carita.. Demikianlah yang hendak disampaikan oleh anak-anak dan remaja yang tinggal di sekitar pesisir Mariso. Tibalah saatnya mereka yang menyuarakan apa yang selama ini mereka amati dan menjadi bagian dari kesehariannya lewat acaranya yang mereka sebut sebagai Trilogy “Saatnya”
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Pendidikan Kota Makassar, menyatakan siap membantu perkembangan dan peningkatan sokola pendidikan alternatif.
KENDATI berada pada taraf hidup yang serba terbatas, namun tak menghalangi anak-anak pesisir berkreativitas. Terbukti, mereka mampu menelurkan pementasan yang apik, pameran lukisan, karya fotografi dan peluncuran buku yang berlangsung malam tadi.RUMAH Balla Pappilajar, istilah rumah yang didirikan Komunitas Pendidikan Alternatif Sokola milik Butet Manurung, penuh sesak ratusan anak-anak. Pasalnya, di tempat yang beralamat di Jl Nuri Lr 300 samping rumah susun sewa (rusunawa) Kecamatan Mariso itu, terdapat satu panggung yang menghadirkan sebuah pementasan.
Rumah Sokola Makassar sendiri adalah Sekolah alternatif yang didirikan tahun 2004 oleh sejumlah relawan untuk menampung anak-anak putus sekolah di kawasan yang bersebelahan dengan salah satu perumahan termewah di Makassar. Diasuh oleh sejumlah sukarelawan dan merupakan bagian dari komunitas SOKOLA yang digagas oleh Butet Manurung, dkk.
Dalam kegiatan ini akan menjual pula beberapa karya tersebut untuk penggalangan dana bagi pendidikan ketrampilan dan seni mereka selanjutnya. Acara ini bersifat gratis, artinya siapa saja boleh datang mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek.
Kemeriahan tampak dari ramainya suasana. Berbagai komunitas pun hadir dan meramaikan acara ini.
Selamat! untuk tim Sekolah Pesisir Makassar!